I made this widget at MyFlashFetish.com.

Jumat, 06 April 2012

About me in JHS Angkasa :D

   Haiii semuaa :) Datang kembali nii di blog aku :D hmmm, kali ini aku akan nyeritain tentang hidupku selama sekolah di SMP Angkasa :D okeeh daah langsung tancap aja gausah basa-basi-base :p


   Pada tanggal 17 Juli 2009, aku masuk di sekolah ini di SMP Angkasa. Hmmm, rasanya siih pasti dag dig dug deer :D soalnya kan aku baru beradaptasi tinggal di Malang dan masuk sekolah baru. Pertama kali aku masuk di SMP Angkasa, aku berkenalan sama anak yang bernama "Vio". Disitu akulah udah mendapatkan teman baru :) terus aku kenalan yang namanya "Yuliati" dan "Dini" .
   Masa MOS pun tiba, aku masuk grup Kap. Pattimura. Sumpyaaah deeh, rasanya gimana gitu :D setelah dapetin kartu MOS dan akupun pulang dijemput oleh kakakku .


   Hari MOS keduapun tiba, aku masuk di Aula dan mendapat grup kelompok 10. Eeeew, anak2nya pada gimana gitu ke aku *syirik ye aku tuh cantik :p* . Aku duduk sama "Maghfiroh", dulu maah tuuh anak cuek bebek sok jaim gitu ke aku, hehehe *kiddink yank :p* Kenalan ama kakak2 OSIS, iiih kakak osis disitu ada yang ga aku suka yaitu kak Amel ! Sok cantik gimana gitu, KAMSEUPAY daah :D
   Ketua osis yang bernama "Joko" akhirnya memberi pengumuman barang2 yang harus dibawa besok. *langsung kecerita kemah ato penutupan MOS ya*


    Sore hari pukul jam 4, aku persiapan untuk menginap di sekolah. Seru sih, tapi iirgh malam itu bertepatan sama "Datang tamu" dalam hidupku :@ Hmmp, sekitar pukul jam 21.00, aku menjelajah malam. Waaaaw, serem abis daah malam itu. Dan setelah menjelajah, aku melaksanakan api unggun. Serruuu abis api unggunnya, pada waktu api unggun, waaaw ada anak yang nembak aku. Tapi, aku tolak, sekali lagi maaf ya :)
Besok harinya aku kumpul, dan pulang kerumah :D


*selama kls 7*


   Aku dikelas 7 masuk dikelas 7Che. Bagiku tuuh kelas parah banget ! Kelas paling rame, ancur, nakal, tukang nyontek, dsb deeh !! :D tapi tuuh kelas asyik banget lhoo !! Disitu aku dapetin sahabat yang bernama "Maghfiroh". Meskipun dulunya dia itu waktu MOS, cuek bebek de-el-el :D   Hmmm, waktu pelantikan pramuka di kelas 7, iiikh sebel banget daah. Masa' mata suruh nutup + disiram ama air dicampur bunga 7 rupa dan dicampur bumbu nasi goreng :D tapi akhirnya aku lolos daah :D
   Malam pelantikan pramuka, aku disuruh sama pak Eko menjahit tanda2 pramuka yang aku dapetin :) Eeeeh, gataunya cuma dikasih benang panjangnya 30cm + jahitnya ditempat gelap gitu. Aduuh mak, mataku gakeliatan banget -_- Waktu kelompokku kehabisan benang, kurang ajar banget tuh ! Masa' rambut ku yang jadi benangnya :@ Dan malam itu, sumpah dingin banget. Akhirnya dwi ngasih jaketnya ke aku biar aku gak kedinginan. Hmmm, sekali lagi makasih yaa :)

*saat kelas 8*


   Aku dikelas 8 berpisah dengan teman-temanku yang dulu dikelas 7c, huuuh sangat menyedihkan. Tapi aku ga pisah sama Maghfiroh *mungkin jodoh :p* . Dikelas 8A itu kelas yang paling favorit meskipun muridnya selalu bikin ulah ke guru yang ngajar dikelas 8A :D Waktu itu wali kelasnya bu Susan :* Hmmm, temen2ku jail banget dikelas 8A. Apalagi yang bernama "Kiki", super duper jailin orang :/

   Waktu kls 8, aku kepilih jadi sekretaris di Anggota pramuka SMP Angkasa, aiiih senengenya hatiku. Tapi, kelas 8 itu kelas paling suram dalam hidupku. Masalah satu persatupun datang menghampiriku :( Untung aja aku kuat ngadepinnya :')
   Dulu uang kas 8A itu dapet Rp 1.500.000,- , banyak banget yak. Sampe2 guru2 ngiri ama kelasku :D


*saat kelas 9*


   Kelass 9, kelas yang menguras otak ! Disini aku kembali seperti kelas 7 dulu, tapi disini berbda tidak seperti kelas 7 dulu. Sewaktu MOS adek kelas 7, aku menyukai anak yang bernama *blablabla* . Dan dulu aku pernah jalan ama anak itu dan akhirnya pada tanggal 11 oktober aku sama dia jadian :@ Tapi, gatau napa hubungan ku berakhir pada awal januari. Dia mutusin aku tanpa sebab. Biarin aja lah, mungkin ini semua kehendak Tuhan, dan mungkin aku bukan jodohnya :)
   Oh ya, di kelas itu aku membentuk sebuah genk yang berisi 10 orang *satu deret bangku :D* nama genknya The Pollution :D nama itu terbentuk gara2 sewaktu pelajaran bahasa Inggris, guru bahasa inggrisku ngeliat golonganku bikin gaduh akhirnya dijulukin Polusi 9C :D Yang terbentuk atas: Rafiz, Santy, Meggy, Dewi, Firoh, Habib, Fakhrul, Fizar, Diaz dan Bagus ;) Genk ini kocak abiz daah :D disinilah aku dapetin kebahagiaan yang gapernah aku dapet :)
   Hmmm, semenjak hubunganku putus ama dia. Ada anak yaitu sahabatku sendiri nyukai aku :D namanya "Rafiz" . Dia itu pinter, cakep, dewasa, sholeh ,, pokoknya perfect daah :* Waktu sore tanggal 09 Februari 2012, aku iseng2 sms sama kak Rafiez. Eeh gataunya diakhir sms dia nembak aku, OMG ! Aku kaget banget dan aku jawab pertanyaan jam 7 malem. Aku bingung banget jawab dia apa, dan sebelumnya aku sih udah punya rasa sama dia. Sebelum jadian aja aku terlalu care ama dia, dia sakit aku peduli , dsb dah.
   Pukul 7 malem pun tiba, akhirnya aku menerima dia dan dia kaget banget :D besoknya gempar2 gosipku ama kak Rafiez, aku disuruh temen2 duduk ama kak Rafiez. Aduuuh rasanya dag dig dug gitu *nyanyi lagu blink* Tapi lama kelamaan semakin deket sama dia. Sumpaah dia nyaman banget bagiku, sholat dhuhur ke masjid bareng, makan siang bareng, sampe' sakitpun itu aja bareng :D Raportan UTS ke-2 pun tiba, aduuh malu banget ketemu ibunya ka Rafiez. Haha ! Tapi ibunya baik gitu ke aku *maklum camerku* . Aku sih berharap moga hubunganku dengan ka' Rafiez bisa berjalan lama sampe' jenjang yang lebih serius. Yaa Allah, langgengkanlah hubunganku dengan ka' Rafiez :) Amiin :)


   Haduuuh teman2, UNAS semakin dekat nii :') Dag Dig Dug Der nii :'( Moga aja aku bisa ngerjin dan dapetin nem yang terbaik yaa Allah :) Soalnya hamba ingin masuk SMAN 1 LAWANG :* Temen2 minta do'anya yaa :)






   Udaah dulu yaa temen2 aku ceritanya, kapan2 aku tulis lagi tentang pengalamanku apapun pasti ku share di blogku tersayang ini :)
   Wassalamualaikuuum :)

Selasa, 03 April 2012

Kita, Adalah Cinta (at Putih Abu-Abu)

Siapakah kita? Siapakah aku? Kenapa kita dilahirkan ke dunia ini? Kenapa kita besar dan sekolah? Buat apakah semua ini? Dan, bagaimanakah akhirnya?
Semua pertanyaan ini mungkin tidak akan mendapat jawabannya hingga kita menutup mata. Namun selama aku hidup, inilah yang aku percaya …
Bahwa aku ada karena cinta. Bahwa aku hidup untuk cinta. Dan suatu hari aku akan berpulang kembali ke cinta.
Cinta bukan berarti selalu tertawa. Bukan berarti selalu bersedih. CInta bukan berarti selalu mengetahui. Tapi, cinta berarti selalu memahami.
Siapakah kita? Siapakah aku? Pada akhirnya, aku hanya bisa menjawab. Bahwa jati diri kita hanyalah satu, yaitu cinta. Karena, kalau bukan karena cinta, keberadaan kita di dunia pastilah kehilangan makna.

Pulang (at Putih Abu-Abu)

Aku selalu percaya, tujuan kita hidup di dunia tak sekedar bernapas, makan, bersekolah, mengerjakan pe er, dan hal semacamnya. 
Aku percaya, hidup adalah perjalanan untuk mencari jati diri. Kita hidup untuk menemukan siapa kita sebenarnya. Ada yang menemukan jati dirinya dengan mudah, ada yang menemukan jati dirinya dengan serangkaian kejadian dan peristiwa pahit. 
Aku berkaca pada hidup yang terkadang lucu. Pada orang yang aku kagumi. Pada orang-orang yang aku sayang. Kita, manusia, sedang berpetualang mencari jati diri. Mencari jalan untuk menembus waktu dan menyatukan keping-keping masa lalu.
Hidup adalah perjalanan mencari jati diri. Lebih dari itu, hidup adalah perjalanan untuk mencari jalan pulang. Ke sebuah rumah yang hangat. Yang di dalamnya berisi tawa dan peluk hangat dari orang-orang yang kita sayang. 
Sebuah rumah yang membuat kita tak ingin pergi lagi, karena kehadiran mereka membuat kita menjadi manusia yang lebih baik, manusia yang lebih hidup, manusia yang penuh cinta. 
Semoga kamu cepat sadar, bahwa sebenarnya kamu sudah menemukan jalan pulang, namun kamu memutuskan untuk kembali mencari. Kami adalah  keluargamu, kami adalah rumahmu. Sejak kamu dipeluk ibu, sejak kamu ditimang ayah, sebenarnya, kamu telah…. Pulang. 

Kamu (at Putih Abu-Abu)

Pertemuan pertama kita terekam jelas di otakku. Aku sering memainkan adegan itu dalam gerak lambat. Mengingat, mereka, dan merasakan setiap helai gerakanmu. Ingatkah kamu, waktu itu aku hampir celaka? Kamu ada di sana. Aku ada di sana. Terluka.
Kini, aku hanya ingin menghentikan waktu, dan mempigurakan senyummu yang selalu mampu membuatku tenang. Walau dalam badai, meski dalam tangis, dan senja merah yang manis.
Mungkin kita adalah dua sisi koin yang ditakdirkan berpasangan. Mungkin di saat seperti ini, kita baru paham seperti apa bentuk rindu yang menelusup pelan. Kala diam. Kala hening. Kala malam.
Jika rasa ini memang nyata, maka ajari aku, tetap melaju tapi tak terjebak waktu. Tetap berpusar tanpa harus terlempar. Tetap mengalir tanpa harus berpikir
Kamu. Ketika rumus fisika majal, matematika menemui ajal, kimia tak lagi berguna, dan biologi hanya kata tanpa arti. Kamu, ketika cinta menjelma menjadi satu definisi. Pasti.

Pernah (at Putih Abu-Abu)

Aku mengerahkan rasa yang kupunya pada ujung jemari. Membuatnya menari bersama hujan yang menyapa Bumi.
Kamu membenci hujan. Becek, lembab, basah dan membuatmu merana. Namun kita sama-sama mencintai pelangi setelah hujan reda.
Hujan, tak selalu menghantarkan rindu. Terkadang dia mengirimkan tetesan yang memukul dinding masa lalu. 
Aku pernah bertanya: bisakah hujan melarutkan rasa gundah? Sayang, hujan terlalu malas untuk berbalas sapa.
Aku pernah mencintai hujan yang membantuku menyamarkan air mata. Aku membenci kepalsuan tapi harus tersenyum walau duka meraja.
Bagiku, romantis bukan ketika menatap hujan yang merintik dalam gerak lambat. Tapi merekam setiap senyum yang pernah kamu buat.
Aku pernah merasakan hangatmu memeluk sela jemari. Memandang keluar jendela, menghitung sisa tetes hujan tadi. 
Kamu, jarang merangkai aksara indah. Tapi kamu selalu berhasil mengusir airmata dan menghadirkan tawa. 
Namun, semua yang kini aku genggam hanyalah satu kata: pernah. Bisa kah kamu kembali menjadi kamu? Akankah kamu dan aku melebur menjadi kita? 
…….. karena aku tak pernah suka pada kata pernah. 
………………………………………………………tak pernah. 

Minggu, 01 April 2012

FRIENDSHIP IS AN EVERYTHING


Acara televisi sore ini tak satupun membuat aku tertarik. Kalau sudah begini aku bingung entah apa yang harus aku lakukan. Tio bersama Sany kekasihnya, sahabatku Ricky entah kemana? Mall, bioskop ataupun perpustakaan, bukan tempat yang aku suka, apalagi mesti pergi sendirian.

mmm…Pantai.

Ya pantai. kayaknya hanya pantailah, tempat yang mampu membuat aku merasa damai dan tak aneh jika aku pergi sendirian.


Kuambil jaket, lalu kusamber kunci dan pergi menuju garasi. Kukendarai mobil mama yang nganggur di sana. Papa dan mama lagi keluar kota, jadi aku bisa keluar dan mengendari mobilnya dengan leluasa.

Terik panas masih menyengat, walaupun waktu sudah menjelang sore. Namun tak membuat manusia-manusia di Ibukota berhenti beraktivitas meskipun di bawah terik matahari yang mampu membakar kulit. Jalan-jalan macet seperti biasanya. Dipenuhi mobil dari merek ternama ataupun yang sudah tak layak dikendarai.

Lalu di depan kulihat pemandangan lain lagi. Pedagang kaki lima duduk lesu menunggu pelangannya.

Krisis yang melanda membuat banyak orang hati-hati melakukan pengeluaran, bahkan untuk membeli jajan pasar.Walaupun tak seorang yang menghampirinya, namun dia tetap semangat menyapa orang-orang yang lewat dan akhirnya ada juga satu pembeli yang menuju arahnya.

Sekilas kulihat orang itu kok mirip sekali dengan Ricky. Kugosok-gosok mataku, menyakinkan pandanganku. Kutepikan mobilku, lalu aku berhenti di tepi jalan itu. Dengan setengah berlari, aku mengejar sosok itu.

Ah…kendaraan sore ini banyak sekali, sehingga membuat aku kesulitan untuk menyeberang jalan ini. Tapi akhirnya terkejar juga, dengan nafas tersengal-sengal, kujamah bahunya.

“Ky!” seruku tiba-tiba, sehingga membuatnya terkejut.

“Anda siapa?” tanya Ricky pura-pura tak mengenalku.

“Ky. Sekalipun kamu jadi gembel , aku akan tetap menggenalmu.” jelasku mendenggus kesal.

“Sudahlah, Sophia, jangan membuat aku terluka lagi.” tukasnya begitu sinis seraya beranjak pergi.

“Ky…Ky…knapa kamu tak pernah mau mendengarkan penjelasanku!” teriakku sekeras-kerasnya. Namun bayangan Ricky semakin menjauh dan akhirnya tak kelihatan.

-----

Ricky, Tio dan aku adalah sahabat karib dari kecil. Setelah tumbuh besar, aku tetap mengganggap Ricky adalah sahabat terbaikku, tapi Ricky punya rasa berbeda dari persahabatan kami. Yang aku cintai adalah Tio. Ini yang membuat Ricky menjauhiku. Tapi yang Tio cintai bukan aku, tapi Sany, teman sekelasnya.

Cinta, sulit di tebak kapan dan di mana berlabuh!

Banyak orang tak bisa terima, jika cintanya ditolak, tapi bukankah cinta tak mungkin dipaksa?

Tak mendapatkan cinta Tio, tak membuatku menjauh darinya, tapi aku akan tetap menjadi sahabat baiknya. Walaupun ada sedikit rasa tidak puas, kadang rasa cemburu menganggu hati kecilku, saat kutahu untuk pertama kali, orang yang Tio cintai adalah orang lain.

Aku harus bisa menerima keputusannya , walaupun terasa berat . Bukankah, kebahagian kita adalah melihat orang yang kita cintai hidup berbahagia, baik bersama kita atau tidak?

Tapi tidak dengan Ricky, dia lebih memilih, meninggalkanku, mengakhiri persahabatan manis kami. Pergi dan aku tak pernah tahu kabarnya. Tapi apapun yang terjadi, aku akan selalu berharap suatu saat kami akan dipertemukan lagi.

Karena bagiku, cinta dan persahabatan adalah dua ikatan yang sama. Ikatan yang tak satupun membuat aku bisa memilih satu diantaranya.

-----

Sudah seminggu, setiap hari, aku datang kepersimpangan ini. Berharap bisa melihat sosok Ricky lewat disekitar sini lagi. Tapi, Ricky hilang bagai ditelan bumi. Aku hampir putus asa.

Aku sudah capek menunggu, akhirnya aku bangun dan ingin beranjak pergi. Knapa tiba-tiba, indera keenamku, memberiku insting, kalau Ricky ada di sekitarku.

Kubalikan kepala, kulihat sosok Ricky setengah berlari menyeberang jalan di belakang posisiku. Aku berlari menggejar sosok itu. Kuikuti dia dari belakang. Aku pingin tahu dimana dia berada sekarang.

Akhirnya kulihat Ricky, masuk ke sebuah gang kecil, kuikuti terus , sampai akhirnya dia masuk ke sebuah rumah yang sangat sederhana.

“Knapa Ricky lebih memilih hidup disini, daripada di rumah megah orangtuanya?”

”Knapa dia, tinggalkan kehidupannya, yang didambakan banyak orang?”

”Knapa semua ini dia lakukan?”

“Knapa?”

Banyak pertanyaan yang tiba-tiba muncul di kepalaku.

Setelah dia masuk kurang lebih 10 menit, aku masih berdiri terpaku dalam lamunanku, dengan pertanyaan-pertanyan yang jawabanya ada pada Ricky. Aku dikejutkan suara seekor anak anjing jalanan, yang tiba-tiba menggonggong.

Aku memberanikan diri memencet bel di depan rumahnya itu.

“Siapa?” terdengar suara dari balik pintu.

Aku diam, tak memberi jawaban. Setelah beberapa saat aku lihat Ricky pelan-pelan membuka pintu. Nampak keterkejutannya saat melihatku, berada di depannya.

“Ky…boleh aku masuk?” tanyaku hati-hati.

“Maukah kamu memberikan sahabatmu ini, segelas air putih.” ujarku lagi.

Tanpa bicara, Ricky mengisyaratkan tangannya mempersilahkan aku masuk. Aku masuk keruangan tamu. Aku terpana, kulihat rumah yang tertata rapi. Rumah kecil dan sederhana ini ditatanya begitu rapi, begitu nyaman. Kulihat serangkai bunga matahari plastik terpajang di sudut ruangan itu.

“Ricky, kamu tak pernah lupa, aku adalah penggagum bunga -bunga matahari.” gumanku.

Dan sebuah akuarium yang di penuhi ikan berwarna-warni, rumput-rumput dari plastik dan karang-karang di dalamnya. Ricky tahu betul aku penggagum keindahan pantai dan laut. Walaupun hal-hal ini dulunya, setahuku, kamu tak menyukainya. Kulihat juga banyak foto persahabatan kami yang di bingkainya dalam bingkai kayu yang sangat indah, terpajang di dinding ruang tamu ini.

Bulir-bulir air mataku, perlahan-lahan mulai tak mampu aku bendung. Aku benar-benar terharu dengan semua yang Ricky lakukan. Begitu besar cinta Ricky buatku. Kupeluk dia, yang aku sendiri tak tahu, apakah pelukan ini adalah pelukkan seorang sahabat ataupun sudah berubah menjadi pelukan yang berbeda?

Ricky kaget, namun akhirnya dia membalas pelukanku, dan memelukku lebih erat lagi , seakan-akan ingin menumpahkan segala rindu yang sudah hampir tak terbendung dalam hatinya.

Kami menghabiskan sore ini dengan berbagi cerita, pengalaman kami masing-masing selama perpisahan yang hampir 2 tahun lamanya dan akhirnya Ricky mengajakku makan, ke sebuah restoran kecil yang sering dikunjunginya seorang diri, di dekat rumahnya. Terdengar alunan tembang-tembang romatis , suasana hening, membuat kami terbuai dalam hangatnya suasana malam itu.

---------

Sekarang Ricky sudah tahu, Tio sudah bersama Sany. Kami sekarang menjadi 4 sekawan. Sany juga telah menjadi anggota genk kami.

Ternyata setelah aku mengenalnya lebih lama, Sany adalah sosok yang sangat baik hati, menyenangkan, ramah dan peduli dengan sahabat. Ah…menyesal aku tak mengenalinya lebih dalam sejak dulu.

“Ky , biarlah semua berjalan apa adanya, mungkin cinta akan pelan-pelan muncul dari hatiku.” ujarku suatu hari, saat Ricky mengungkit masalah ini lagi.

“Oke, aku akan selalu menunggumu. Sampai kapapun. Karena tak akan ada seorangpun yang mampu membuatku jatuh cinta . Hanya kamu yang mampu membuat aku damai, tenang dan bahagia.” jelasnya panjang lebar

Sekarang aku memiliki tiga orang sahabat baik. Tak akan ada lagi hari-hariku yang kulalui dengan kesendirian, kesepian dan kerinduan.

Hampir setiap akhir pekan, kami menghabiskan waktu bersama, ke pantai, ke puncak ataupun hanya sekedar berkaroke di rumah sederhana Ricky. Hidup dengan tali persahabatan yang hangat, membuat hidup semakin berarti dan lebih bahagia.

-----

Waktu berjalan begitu cepat. Tiga tahun sudah berlalu. Kebaikan-kebaikan Ricky mampu membuat aku merasa butuh dan suka akan keberadaannya di sampingku. Rasa itu pelan-pelan tumbuh tanpa kusadari dalam hatiku.

Aku jatuh hati padanya setelah melalui banyak peristiwa. Cinta datang, dalam dan dengan kebersamaan.

Apalagi dengan sikap dan perbuatan yang ditunjukannya. Membuat aku merasa, tak akan ada cinta laki-laki lain yang sedalam cinta Riky.

Sekarang Ricky bukan hanya kekasih yang paling aku cintai tapi juga seorang sahabat sejati dalam hidupku.